Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Linux dan Distro Linux

Pengertian Linux?

Secara sederhana, Linux adalah sistem operasi atau Operating System (OS), sama seperti Windows OS, MacOS, iOS, Android, dan sebagainya.

Seperti sistem operasi umumnya, fungsi Linux adalah sebagai wadah untuk menjembatani komunikasi atau perintah pengguna pada hubungan software dan hardware dalam sebuah perangkat.

Dengan fungsi seperti itu, Linux akan menerima dan menerjemahkan perintah pengguna di software, lalu dikirim ke hardware untuk menghasilkan sebuah output tindakan.

Bila secara definisi dan fungsi sama, lalu apa perbedaan Linux dan sistem operasi lain? Perbedaan utama terletak di akses terhadap kode sumber pemrograman (source code). Source code di Linux tidak dikunci alias bebas diakses oleh siapapun.

Sedangkan pada sistem operasi lain seperti Windows OS, source code tidak bisa diakses oleh pengguna. Dari keterbukaan akses kode pemrograman itu, Linux kerap didefinisikan pula sebagai sistem operasi open source.

Selain dari segi keterbukaan akses source code, Linux juga bisa didapat atau diunduh secara gratis oleh semua pengguna, berbeda sistem operasi lain yang umumnya bisa diperoleh dengan melakukan pembelian.

Pola keterbukaan akses dan distribusi itu tak lepas dari sejarah pengembangan awal Linux, yang berkaitan dengan proyek sistem operasi GNU.

Sejarah Linux
Sebelum Linux lahir, pada tahun 1983, Richard Stallman memulai proyek pengembangan GNU. Tujuan dari pengembangan GNU adalah untuk membuat sistem operasi berbasis Unix yang lebih baik dan dapat diakses secara gratis.

Perlu diketahui, Unix sendiri merupakan sistem operasi yang telah lebih ada pada sekitar 1970’an. Dalam dokumen Manifesto GNU, Stallman menjelaskan bahwa nama GNU merupakan akronim dari “GNU’s Not Unix” (GNU bukan Unix)

Dengan nama itu, Stallman ingin membuat sistem operasi yang lebih baik dari Unix melalui GNU. Tak hanya ingin lebih baik dari segi teknis, tapi juga untuk urusan pendistribusian sistem operasi.

Dalam hal pendistribusian, Stallman memiliki ide atas GNU agar dapat dibagikan secara bebas ke pengguna lain yang ingin memakainya. Lewat GNU, Stallman menentang proses distribusi perangkat lunak yang membatasi pengguna untuk saling berbagi.

Ide kebebasan pendistribusian sistem operasi ini kemudian dituangkan Stallman dengan membentuk Free Software Movement (Gerakan Pembebasan Perangkat Lunak) melalui yayasan Free Software Foundation (FSF), pada 1986.

Apa itu Distro Linux?

Berbeda dengan Windows dan Mac OS, istilah Linux sebenarnya hanya merujuk kepada sebuah kernel, program yang menjadi inti dari sistem operasi, yang memiliki tugas untuk berkomunikasi langsung dengan hardware.

Dibuat pertama kali pada tahun 1991 oleh Linus Torvalds, kernel Linux akhirnya menarik minat banyak developer, karena didistribusikan secara terbuka dengan lisensi open source. Sebagai sebuah kernel, Linux belum memiliki komponen pendukung lain untuk menjadikannya sebuah sistem operasi yang lengkap.

Sebuah proyek sistem operasi open source bernama GNU, kemudian menggunakan Linux sebagai basis kernelnya dan lahirlah sebuah sistem operasi baru bernama GNU/Linux. Meskipun demikian, orang-orang tetap memanggil sistem operasi baru tersebut dengan nama ‘Linux’ saja, karena lebih singkat dan mudah diucapkan.

Beberapa tahun kemudian, developer di seluruh penjuru dunia menambahkan banyak komponen ke dalam GNU/Linux, meraciknya menjadi sistem operasi baru yang lebih canggih dan mudah digunakan. Beragam racikan sistem operasi itu, kemudian disebut sebagai distribusi Linux, atau lebih populer disingkat sebagai distro Linux.

Dianalogikan sebagai makanan, Linux adalah tepung terigu. Orang-orang kemudian menambahkan gula, garam, mentega, telur dan seterusnya, sehingga lahir menu-menu baru yang enak dan siap disantap, sesuai dengan selera dan kebutuhan pembuatnya. Roti, mie, cake, dan variasi menu yang lain, adalah distribusi atau distro Linux: Sebuah sistem operasi yang lengkap, modern dan mudah digunakan, yang dibuat menggunakan kernel Linux sebagai inti atau bahan dasarnya.

Dari analogi diatas, secara sederhana distro linux adalah versi atau varian dari sistem operasi Linux. Secara umum, sebuah distro Linux terdiri dari kernel Linux, firmware (driver), library, manajer paket, dan aplikasi-aplikasi pendukung.

Macam – macam Distro Linux

Setelah mengetahui apa itu distro linux, selanjutnya kami akan menjelaskan tentang macam-macam distro linux. Berdasarkan statistik dari Tecmint, diperkirakan ada sekitar 500 distro Linux aktif. Secara general, distro Linux diklasifikasikan dalam dua kategori: Major distribution dan Minor distribution.

Major distribution adalah distro-distro utama yang lahir di era paling awal pengembangan Linux, yang kemudian menjadi basis dari lahirnya distro-distro lain yang lebih baru. Distribusi major memiliki sistem yang khas dan spesifik, yang kemudian menjadi acuan bagi distro-distro yang lahir setelahnya. 

Minor distribution adalah distro-distro Linux baru yang dibuat dengan memodifikasi major distribution, untuk tujuan tertentu atau selera pembuatnya. Distribusi minor tidak menambahkan sistem baru yang spesifik, dan hanya menambahkan kustomisasi tampilan atau sekadar melakukan branding ulang dari distribusi major yang digunakan.

Berikut daftar beberapa distro major Linux terpopuler :

1. Slackware
Slackware adalah salah satu distro Linux tertua yang masih aktif dikembangkan dan digunakan hingga saat ini. Dibandingkan dengan distro Linux yang lain, Slackware dipandang sebagai distro Linux yang paling mewarisi karakteristik sistem operasi UNIX murni. Slackware menggunakan slackpkg untuk manajemen paket, dengan format file tgz atau txz.

2. Debian
Secara de facto, Debian adalah distro Linux terpopuler yang melahirkan banyak distro Linux yang masih aktif hingga saat ini.

Debian menawarkan sistem operasi yang stabil, mudah digunakan, modern dan memiliki repositori paket yang sangat besar. Debian menggunakan DPKG dan APT untuk menginstal dan mengupdate paket. Saat ini Debian bisa digunakan sebagai sistem operasi server maupun desktop yang stabil dan bisa diandalkan.

3. Red Hat Enterprise Linux (RHEL)
RHEL adalah distro Linux komersial yang populer sebagai sistem operasi untuk server  maupun desktop untuk pengguna dari kalangan enterprise. 

RHEL menggunakan manajer paket RPM dengan sistem update DNF. Meskipun RHEL adalah distro Linux komersial, kode sumbernya sendiri didistribusikan dengan lisensi open source, sehingga bebas untuk dibangun ulang dengan brand yang berbeda. Dari kode sumber RHEL tersebut lahirlah CentOS, AlmaLinux, RockyLinux dan CloudLinux.

4. Fedora
Fedora adalah distro Linux komunitas yang merupakan kelanjutan dari proyek Red Hat Linux yang didistribusikan dengan lisensi open source dan bebas digunakan oleh siapa saja. Seperti halnya RHEL, Fedora menggunakan RPM dan DNF sebagai manajemen paket dan update sistem, yang membuatnya mudah digunakan dalam komputasi sehari-hari.

5. Ubuntu
Ubuntu adalah distro Linux komunitas yang dibangun dari Debian. Ubuntu menawarkan sebuah sistem yang canggih dan modern, yang bisa digunakan untuk PC, server maupun perangkat IoT.

Seperti halnya Debian, Ubuntu menggunakan manajer paket DPKG dan APT yang memungkinkan pengguna untuk menginstal dan mengupdate paket dengan mudah. Ubuntu memiliki jadwal rilis yang teratur, yang terdiri dari dua versi:

Versi reguler yang dirilis setiap enam bulan sekali
Versi LTS (Long Term Support) yang dirilis setiap dua tahun sekali.

6. openSUSE
openSUSE adalah distro Linux komunitas yang menawarkan sistem operasi modern dan mudah digunakan, dengan dukungan paket yang luas. Selain itu, OpenSUSE menggunakan manajer paket RPM untuk menginstal paket dan menggunakan Zypper untuk proses update sistem.

OpenSUSE terdiri dari dua versi yaitu Leap yang dirilis setiap satu tahun sekali dan Tumbleweed yang dirilis secara bergulir setiap ada pembaruan versi paket yang dirilis ke publik. 

7. Arch
Arch adalah distro Linux komunitas yang menawarkan sistem rilis bergulir (rolling release). Sistem rilis bergulir memungkinkan sistem mendapatkan pembaruan secara rutin. Arch banyak digunakan oleh mereka yang menginginkan sebuah sistem yang selalu terbarukan dalam waktu yang cepat.

8. CentOS
CentOS adalah distro Linux komunitas level enterprise, yang dibangun menggunakan kode sumber RHEL. Selain itu, CentOS dibangun dengan tujuan untuk menghadirkan distro Linux yang kompatibel dengan RHEL yang bisa digunakan secara bebas.

CentOS populer dengan reputasinya yang sangat baik sebagai sistem operasi server yang mumpuni. Setelah diakuisisi oleh Red Hat, proyek CentOS dihentikan dan digantikan dengan CentOS Stream. Versi terakhir CentOS yang masih digunakan secara luas adalah CentOS 7.9 yang akan memasuki masa end of life (EOL) pada bulan Juni 2024.

Setiap sistem operasi memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Salah satu keunggulan Linux adalah sifatnya yang portabel dan terbuka, yang memungkinkan orang untuk memodifikasi dan menciptakan sistem operasi baru dengan menggunakan Linux sebagai basisnya.

Dari keterbukaan dan portabilitas Linux, lahir beragam distro yang memiliki antarmuka dan fungsi yang unik untuk berbagai macam tujuan. Dari server, laptop hingga perangkat Android dalam genggaman Anda, semuanya bisa ditenagai dengan kernel Linux.

Kombinasi hardware dan Linux telah teruji mampu menghadirkan sebuah sistem yang modern dan powerful, yang bisa memudahkan Anda untuk menyelesaikan banyak pekerjaan di era teknologi informasi saat ini.

Posting Komentar untuk "Pengertian Linux dan Distro Linux"